Jumat, 30 Agustus 2013

DAMPAK PEMBERLAKUKAN AKUISISI PT XL Axiata Tbk (XL) Terhadap PT. Axis Telekom Indonesia (Axis)


 

DAMPAK PEMBERLAKUKAN AKUISISI  PT XL Axiata Tbk (XL) Terhadap PT. Axis Telekom Indonesia (Axis)
Berbicara mengenai Akuisisi, sebenarnya bukan masalah yang baru, banyak perusahahaan-perusahan di Indonesia, baik perusahaan asing maupun perusahaan lokal mengakuisisi perusahaan lain guna menjalankan strategi agar perusahaan tersebut lebih maju dan berkembang. Dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memperbolehkan perusahaan melakukan pengambil alihan saham perusahaan lain dengan ketentuan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-undang tentang Perseroan terbatas menyebutkan: Pengambilalihan (akuisisi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perorangan untuk mengambilalih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.
PT XL Axiata Tbk yang merupakan bagian dari Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang Jasa Telekomunikasi berupaya melakukan akuisisi operator seluler PT Axis Telekom Indonesia (Axis), usaha yang dilakukan oleh PT XL tersebut tidak lah semudah membalikan telapak tangan, melainkan banyak persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2000 tentang Penggunaan Sfektrum Frekuensi Radio Dan Orbit Satelit. Apalagi sejak bergulirnya isu akuisisi XL dan Eksis sejak Mei 2013, pemerintah dalam hal ini kemenkoinfo hingga Komisi yang membidangi telkomunikasi DPR RI selalu melakukan pengawasan terhadap akuisisi tersebut apakah akuisisi bertentangan atau tidak dengan PP 53 Tahun 2010. Pihak PT XL Axiata Tbk yang dipimpin oleh Presiden Direktur (Bpk. Hasnul Suhaimi) berusaha dengan maksimal agar izin akuisisi segera keluar, alhasil dari usaha tersebut, pada Juli 2013 secara prinsip izin yang diajukan sudah disetujui oleh Menteri Kemkominfo. Meskipun masih ada beberpa izin lagi yang harus dipenuhi dalam proses akuisisi, setidaknya dengan pengalihan saham tersebut sangat memperkuat XL dalam melayani pelangganan, dengan karyawan yang hampir mencapai 3.000 karyawan dan jumlah pelanggan XL yang mencapai 49,1 juta pelanggan, dan besar kemungkinan setelah pengalihan saham Exis akan memperkuat posisi XL menuju jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia.



Jumat, 13 Januari 2012

PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh Taupiqqurrahman, SH
Tenaga Pengajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Fakultas Pertanian UMB

Negara Negara Yang Menggunakan Bendera Merah Putih

1. POLANDIA :
Bendera Polandia yang warnanya terdiri dari putih dan merah.
Putih dan merah tersebut secara resmi sebagai warna nasional pada tahun 1831. Hal itu didasarkan atas tincture (warna) khas dari lambang dua negara konstituen Persemakmuran Polandia-Lituania, yaitu Elang Putih dari Polandia dan The Pursuer of Lituania, seorang ksatria berkulit putih yang menunggangi kuda putih lengkap dengan perisai merah. Sebelum itu, tentara Polandia memakai kombinasi berbagai warna. Bendera nasional secara resmi diadopsi pada tahun 1919.


2. MONACO :
Bendera Negara Monaco sama dengan bendera Indonesia yaitu dengan urutan Merah di atas dan putih dibawah, tersebut diberlakukan semenjak  Tahun 1339, namun desainya selalu berubah-ubah.

3. INDONESIA :

Sebagaimana tercantum dalam Pasal 35 UUD 1945 bahwa Bendera nasional kita yakni Bendera Indonesia atau kita kenal sebagai Sang Saka Merah Putih ("Merah Putih") didasarkan pada bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 di Jawa Timur. Bendera itu sendiri diperkenalkan dan dikibarkan secara resmi di hadapan dunia pada upacara Hari Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. Desain bendera masih tetap sama sampai sekarang.

Warna merah putih berasal dari bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Kemudian, warna-warna itu dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan para nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme melawan Belanda. Bendera merah-putih dikibarkan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan Belanda, bendera itu dilarang berkibar. Sistem ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu.



Selasa, 10 Januari 2012

PIDATO BUPATI BUNGO ACARA KPA


SAMBUTAN
BUPATI KABUPATEN BUNGO
SELAKU KETUA KPAK BUNGO

Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan Aids
Kabupaten Bungo

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KABUPATEN BUNGO

JANUARI 2012

SAMBUTAN

Yth.
-
-
Bapak/Ibu hadirin sekalian yang berbahagia.

Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah kita dapat berkumpul disini dalam rangka pelaksanaan kegiatan Rafat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bungo.

Hadirin Yang Di Hormati
Penyebaran HIV AIDS di Kabupaten Bungo telah menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun, Hal ini dapat kita lihat perkembangan HIV AIDS di Kabupaten Bungo yang merupakan terbesar Nomor 2 di Propinsi Jambi. Apalagi dalam 3 Bulan terakhir ini banyak kasus yang kita temui, diantaranya seorang Ibu rumah tangga ditemukan meninggal dunia di akibatkan HIV AIDS, ada juga ibu Rumah Tangga terinveksi HIV AIDS dan sekarang masih dalam perawatan, ada juga ditemikan tiga remaja dibawah 15 Tahun terinfeksi penyakit Spilis dan masih banyak kasus yang ditemukan selama tiga bulan terakhir ini.
Dilihat dari kasus-kasus di atas, apabila tidak dilakukan penanggulangan secara intensif dan serius di awal Januari 201, maka di akhir tahun ini, akan menjadi bencana besar bagi daerah kita.


Hadirin Yang Di Hormati
Terbentuknya Komisi Penanggulangan AIDS di Kabupaten Bungo merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Daerah ini.

Dengan Program-program yang dilakukan Oleh KPA Bungo dari terbentuk hingga akhir 2011, sedikit banyak sudah membantu program Pemkab dalam mewujudkan BUNGO MAS Tahun 2016.

Meskipun Sudah banyak Program yang dilakukan KPAK Bungo, Namun masih tidak sebanding dengan banyaknya penduduk kabupaten Bungo serta mudah dan cepatnya proses penularan HIV AIDS ini, oleh karena itu kami minta kepada Lintas Sektoral dan kepada SKPD kami tekankan untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam rangka Penanggulangan HIV AIDS.

Hadirin Yang Di Hormati
Hasil yang diharapkan dari Rafat Koordiniasi ini adalah adanya kerjasama yang baik antara KPA Bungo dengan pihak-pihak yang berkepentingan terutama instansi-instansi pemerintahan/lintas sektor. Demikianlah sambutan dari saya Bupati Kab Bungo Selaku ketua KPAK Bungo.




Akhirnya, dengan mengucapkan:
Bismillaahirahmaaniraahim Rafat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bungo secara resmi saya buka.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum wr.wb.

Bungo, 04 Januari 2011


H. Sudirman Zaini, SH. MH
Bupati Kabupaten Bungo
Selaku Ketua KPAK Bungo


SEKRETARIS KPAK BUNGO





LAPORAN
SEKRETARIAT KPAK BUNGO
OLEH SEKRETARIS KPAK BUNGO
DACHJAT RUCHJANA


Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan Aids
Kabupaten Bungo













 















KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KABUPATEN BUNGO

JANUARI 2012



LAPORAN DAN SAMBUTAN

Yth.  
-          Bupati Bungo
-          Sekretaris KPA Propinsi Jambi
-          Kepala Dinas dan Kabag di lingkungan Setda Bungo
-          Ketua MUI Kab. Bungo
-          Ketua NU Kab. Bupati Bungo
-          Kepala Kepolisian Kab. Bungo
-          Kepala Lapas Kab. Bungo
-          Pimpinan NTC
-          Manager Hotel Bungo Plaza
-          TIM VCT dan TIM CST dan TIM Penjangkau Kab. Bungo
-          Seluruh Undangan yang hadir dalam kesempatan ini

Bismillahirrohamanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah kita dapat berkumpul disini dalam rangka pelaksanaan kegiatan Rafat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bungo.

Hadirin Yang Di Hormati
Disini dari sekretariat sedikit ingin melaporkan tentang perjalanan KPA selama 1 tahun berjalan.
Dimana sudah banyak program-program yang dilakukan oleh KPAK Bungo, mulai dari yang hanya bersifat penyuluhan sampai suatu kegiatan yang sifatnya mendampingi ODHA (Orang dengan HIV AIDS)

Hadirin Yang Di Hormati
Kita tau, bahwa Kabupaten Bungo merupakan kabupaten yang sedang berkembang melalui pembangunan, dari segi bangunan kabupaten bungo merupakan termaju nomor dua dijambi, dari segi hotel,  juga merupakan terbanyak nomor dua setelah kota jambi.
Bukan hanya pembangunan dan kemajuan yang selalu meningkat.
Penyakit HIV AIDS yang merupakan penyakit yang mengakibatkan suatu kekebalan tubuh menghilang pun juga meningkat dari tahun ketahun, hal ini dapat dilihat dari data yang kami miliki, dimana. pada Tahun 2010, masyarakat dengan HIV AIDS yaitu sebanyak 16 Orang, dan Per 31 Desember 2011 bahwa masyarakat yang dinyatakan positif dengan HIV/AIDS bertambah 6 Orang,
Diantaranya:
4 Orang melalui tes VCT di RSUD Muara Bungo  dan 2 Orang ditemukan oleh KPA, dengan demikian jumlahnya menjadi 22 ODHA, saya ulang sekali lagi, yaitu 22 Orang.

Hadirin Yang Di Hormati
Dari 6 yang dinyatakan positif, dua diantaranya sudah meninggal dan salah satu yang meninggal yaitu ibu hamil.

Hadirin Yang Di Hormati
Berdasarkan laporan dari TIM VCT, dr. Jerry dan kawan-kawan, bahwa layanan VCT di RSUD Hanafie Bungo baru beroperasi pada Q 6 atau dari bulan Oktober-Desember 2011.
Layanan VCT yang hanya baru beroperasi lebih kurang 3 bulan berjalan, dalam waktu yang relatif singkat tersebut sudah ada 31 orang yang datang untuk tes VCT dan itupun hanya masyarakat yang berada disekitar pasar muara bungo.
Kita berharap dengan dibukanya layanan VCT Di RSUD Muara Bungo, dan dengan Program dan layanan yang dilakukan oleh KPA, Tim Penjangkau, TIM CST dan TIM IMS Puskesmas Pasar muara Bungo, kasus-kasus tersebut bisa ditanggulangi secara optimal dan tidak melakukan penularan kepada masyarakat sekitar.

Hadirin Yang Di Hormati
Meskipun program-program yang kita lakukan, namun hasilnya masih ada kurang dari harapan, hal ini disebabkan masih banyak kendala-kendala yang  Kita temuai selama berjalan,
diantaranya:


Pertama,
kita belum menjelahi seluruh kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten bungo, karena keterbatasan tenaga dan anggaran,
Tidak dapat dibayangkan apabila seperti kecamatan tanah sepenggal, rantau keloyang, kuamang kuning, tanah tumbuh serta kecamatan2 lainya dilaksanakan secara berkelanjutan, (karena yang hanya sekitar pasar muara bungo saja sudah 31 orang yang test VCT)

Kedua,
Koordinasi dengan lintas sektoral belum berjalan secara optimal atau antara program-program dari Dinas terkait belum bisa disatukan dengan program Komisi Penanggulangan HIV AIDS dalam rangka menanggulangi HIV AIDS.

Ketiga,
Masih Minimnya anggaran dari Pemkab, sedangkan program yang akan dilaksanakan masih sangat banyak.

Hadirin Yang Di Hormati
Dengan rafat koordinasi ini, kami dari Sekretariat KPAK Bungo, berharap ada jalan keluar terhadap kendala2 yang kami temui dilapangan terutama masalah keseriusan kita dalam penanggulangan HIV AIDS, baik dari segi koordinasi maupun dari segi anggaran.


Demikianlah sambutan dari saya selaku Sekretaris KPA Kabupaten Bungo dan kami minta kepada Bapak Bupati Bungo yang dalam hal ini Bapak Asisten 1 Sekretaris Daerah Bungo Untuk membuka acara secara resmi.
dengan saya tutup 
Assalamu’alaikum wr.wb.

Bungo, 10 Januari 2011